Translator

Senin, 24 Januari 2011

Pendidikan Islam untuk anak Usia 6 tahun


Secara sosial dan emosional anak usia 6 tahun memiliki sejumlah karakteristik yang khas yang berbeda dibanding saat usia 5 tahun. Misalnya, adanya kesadaran akan fakta bahwa orang lain mungkin berbeda pandangan dengannya. Namun pada saat yang sama ia dapat juga bersikap kaku, banyak menuntut dan tidak mampu beradaptasi. Dengan sikap ini, maka suatu kritik atau hukuman dapat melukai hatinya. Independensi juga semakin kuat, walaupun masih tetap merasa kuatir.

Usia 6 tahun juga ditandai dengan selesainya jenjang pendidikani TK (Taman Kanan-kanan) dan mulainya babak baru memasuki bangku Sekolah Dasar (SD). Suasana kelas, teman, guru dan aktifitas pun berbeda dibanding sebelumnya. Oleh karena itu, orang tua pun harus beradaptasi dengan perubahan ini dalam mendidik anak saat di rumah. Mengingat putra Anda saat ini memiliki rasa kengintahuan yang besar, aktif, dan sedang menyerap pertemanan dan suasana baru di sekolah.

Berikut beberapa langkah minimal yang perlu dilakukan orang tua.
Berikan sistem pananaman disiplin yang konsisten di rumah untuk membantu putra Anda beradaptasi dengan disiplin di sekolah.
Berikan ruang gerak yang luas untuk aktifitas fisik guna membantunya mengembangkan kemampuan.
Jangan pelit dengan pujian.
Bersabarlah dengan perilaku egoisnya; itu akan berlalu seiring waktu. Jangan lupa untuk selalu mengingatkan dia akan buruknya sikap itu.
Datanglah pada acara-acara di sekolahnya. Termasuk kompetisi olahraga yang dia ikuti.

Membangun Karakter Spiritual
Seperti ditulis dalam artikel sebelumnya, karakter religi atau pendidikan keislaman harus mulai ditanamkan sejak dalam kandungan, beberapa saat setelah lahir, dan tahun-tahun berikutnya.

Pada saat balita, penekanan pendidikan keagamaan hendaknya diprioritaskan pada keharusan menyembah Allah dan tanda-tanda adanya Allah. Keesaan dan kekuasaan-Nya. Referensi buku, cd, dvd Islami untuk anak-anak dapat dibuat rujukan untuk membantu orang tua menanamkan pola pikir (mindset) religius anak sejak dini.

Jika kebiasaan salat lima waktu yang pada saat balita dilakukan tidak secara konsisten dan cuma satu atau dua waktu saja, maka pada usia ini orang tua hendaknya memberi pemahaman bahwa si anak harus mulai belajar untuk melakukan shalat lima waktu dalam sehari. Dan wajibnya melakukan salat tersebut. Hal ini agar anak siap secara mental saat dia diwajibkan melakukan salat lima waktu pada saat usianya mencapai 7 tahun. Rasulullah bersabda: “Perintahkanlah anak-anakmu sekalian shalat saat usia mereka tujuh tahun dan pukullah mereka ketika sepuluh tahun dan pisahkanlah mereka tempat tidurnya” (Hadits Riwayat Abu Daud).

Tentu saja, pola pikir dan pola sikap religius itu bukan hanya salat. Perlunya taat pada orang tua hendaknya juga menjadi etika prioritas yang selalu dicamkan ke hati anak dan didengung-dengungkan di telinga anak dalam berbagai kesempatan sebagai salah satu bagian penting dari perilaku religius.

Allah berfirman: “Dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan pada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik (QS Al Isra’ 17:23).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALKULATOR ZAKAT